Assalamu'alaikum wr.wb
Hai apa kabar semua? Saya harap kalian semua dalam kondisi yang baik dan selalu di lindungi oleh Allah SWT. Aamiin.
Sahabat, disini saya akan memberikan sedikit informasi tentang psikologi kerekayasaan dan kondisi kerja dalam lingkungan kerja suatu perusahaan.
Dalam bidang Industri dan Organisasi khususnya dalam lingkungan kerja perusahaan, masih banyak tingkat kondisi kerja yang tidak sesuai dengan harpan yang dimiliki karyawan dalam sebuah perusahan. Sehingga, menimbulkan permasalahan baru dan permasalahan tersebut memberikan dampak pada tujuan perusahaan.
Hai apa kabar semua? Saya harap kalian semua dalam kondisi yang baik dan selalu di lindungi oleh Allah SWT. Aamiin.
Sahabat, disini saya akan memberikan sedikit informasi tentang psikologi kerekayasaan dan kondisi kerja dalam lingkungan kerja suatu perusahaan.
Dalam bidang Industri dan Organisasi khususnya dalam lingkungan kerja perusahaan, masih banyak tingkat kondisi kerja yang tidak sesuai dengan harpan yang dimiliki karyawan dalam sebuah perusahan. Sehingga, menimbulkan permasalahan baru dan permasalahan tersebut memberikan dampak pada tujuan perusahaan.
Bukan hanya permasalahan kondisi kerja namun permasalahan dalam keselamatan kerja dan keserasian antara manusia dengan pekerjannya serta kemampuan dan batasan itu juga sering di abaikan akhirnya memperburuk keadaan dalam perusahaan. Pengetahuan tentang kondisi kerja dan ergonomi sangat di perlukan dalam membentuk kondisi kerja yang baik.
PSIKOLOGI KEREKAYASAAN
Psikologi kerekayasaan (Engineering Psychology) adalah proses interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya yang memberikan pengaruh timbal balik dari berbagai kondisi kerja dengan tenaga kerjanya, rancangan perkerjaan dan rancangan ruang kerja yang disesuaikan dengan keterampilan dan keterbatasan manusia atau tenaga kerja. Istilah lain yang berkaitan artinya dengan psikologi kerekayasaan adalah kerekayasaan faktor-faktor manusia (human factors engineering), kerekayasaan manusia (human engineering), biomekanika (biomechanics), ergonomika (ergonomics), psikoteknologi, psikologi eksperimen terapan (Chapanis 1976).
Psikologi kerekayasaan berkaitan dengan :
1. Manajemen Ilmiah.
Menurut Frederick W. Taylor, yang menekankan efisiensi dalam melakukan tugas pekerjaan, yang membuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan berfungsinya anggota badan merupakan pendahulu dari psikologi kerekayasaan.
2. Analisis Waktu dan Gerak.
Menurut Gilberth dengan therblig-nya (simbol-simbol dari berbagai macam gerak yang diciptakan dalam rangka kajian atau analisis waktu dan gerak (time emotion analysis). Melalui analisis waktu dan gerakGliberth dan rekan-rekannya sampai pada penyederhanaan kerja dan pembakuan kerja (work simplification and work standardization).
3. Kondisi Kerja.
Penelitian lain yang merupakan pendahulu psikologi kerekayasaan adalah penelitian eksperimental yang dilakukan tentang lingkungan kerja fisik.Penelitian di Howthorne, dekat Chicago (Amerika Serikat), yang dilakukan oleh para ilmuan dari Universitas Harvard di pabrik yang besar dan Western Electric Company bertujuan untuk mengetahui dampak dari cahaya penerangan terhadap produktivitas. Dari hasil-hasil penelitian ditemukan bahwa produktivitas bukan hanya merupakan gejala keteknikan saja, tapi juga merupakan gejala sosial.
KONDISI KERJA
Kondisi lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja tugas dalam banyak hal. Lingkungan dapat memiliki pengaruh positif atau pengaruh negatif terhadap motivasi karyawan yang mengarah pada peningkatan atau penurunan kinerja. Demikian pula, lingkungan dapat memfasilitasi kinerja dengan memudahkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan atau dapat berisi hambatan yang mengganggu kinerja. Sebuah studi menunjukkan bahwa mendengarkan musik dengan menggunakan headset dapat meningkatkan kinerja tugas karyawan, sehingga dapat mengurangi ketegangan saat berkerja. Kondisi kerja meliputi :
1. Kondisi Fisik Kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup banyak hal dari fasilitas parkir di luar gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja. Di samping masalah parkir, lokasi, ruang kantor, masalah rancangan ruang kerja di teliti juga secara luas tentang faktor-faktor yang spesifik, antara lain :
- Iluminasi (Penerangan)
Faktor yang perlu diperhatikan dalam iluminasi adalah kadar (intensity) cahaya, distribusi cahaya dan sinar yang menyilaukan. Untuk pekerjaan tertentu diperlukan kadar cahaya tertentu sebagai penerangan, Pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kejelian mata.
- Warna
Erat kaitannya dengan iluminasi adalah penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja. Banyak orang memberikan makna yang tinggi kepada penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat untuk ruangan-ruangan, di kantor dan di pabrik.
- Bising (Noise)
Burrows dalam McCormisk (1970) berpendapat bahwa bunyi atau suara yang tidak diinginkan adalah bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan.
- Musik dalam berkerja
Sebagaimana dengan warna, banyak yang berpendapat bahwa musik yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya.
2. Kondisi Lama Waktu Kerja
a. Jam Kerja
Jumlah jam kerja dalam seminggu di Indonesia biasanya 40 jam. Ada organisasi atau perusahaan membagi 40 jam kerja dalam enam hari kerja, ada juga yang membaginya ke dalam lima hari kerja (berkerja setiap 8 jam, setiap hari kerja)
b. Kerja Paro Waktu Tetap
Tampak adanya kecenderungan dari tenaga kerja, yang makin lama makin meningkat untuk berkerja sebagai kerja paro waktu tetap.
Salah satu contoh nyata dari penemuan ergonomi adalah pada produk handphone atau smartphone. Beberapa tahun lalu, sebagian dari kita akrab dengan handphone dengan keypad tuts dimana dalam satu tombol memiliki beberapa opsi karakter. Selang beberapa waktu, muncul ponsel dengan keypad qwerty yang memudahkan kita dalam mengetik. Keypad dengan model qwerty ini sedikit banyak membuat produktivitas kita meningkat dalam beberapa hal terutama dalam mengetik SMS.
Sumber :
-Catatan Kuliah
-Spector, Paul. E. (2012). Industrial and Oganizational Psychology : Research and Practice ( 6th ed). Department of Psychology University of South Florida : Paul E. Spector
PSIKOLOGI KEREKAYASAAN
Psikologi kerekayasaan (Engineering Psychology) adalah proses interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya yang memberikan pengaruh timbal balik dari berbagai kondisi kerja dengan tenaga kerjanya, rancangan perkerjaan dan rancangan ruang kerja yang disesuaikan dengan keterampilan dan keterbatasan manusia atau tenaga kerja. Istilah lain yang berkaitan artinya dengan psikologi kerekayasaan adalah kerekayasaan faktor-faktor manusia (human factors engineering), kerekayasaan manusia (human engineering), biomekanika (biomechanics), ergonomika (ergonomics), psikoteknologi, psikologi eksperimen terapan (Chapanis 1976).
Psikologi kerekayasaan berkaitan dengan :
1. Manajemen Ilmiah.
Menurut Frederick W. Taylor, yang menekankan efisiensi dalam melakukan tugas pekerjaan, yang membuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan berfungsinya anggota badan merupakan pendahulu dari psikologi kerekayasaan.
2. Analisis Waktu dan Gerak.
Menurut Gilberth dengan therblig-nya (simbol-simbol dari berbagai macam gerak yang diciptakan dalam rangka kajian atau analisis waktu dan gerak (time emotion analysis). Melalui analisis waktu dan gerakGliberth dan rekan-rekannya sampai pada penyederhanaan kerja dan pembakuan kerja (work simplification and work standardization).
3. Kondisi Kerja.
Penelitian lain yang merupakan pendahulu psikologi kerekayasaan adalah penelitian eksperimental yang dilakukan tentang lingkungan kerja fisik.Penelitian di Howthorne, dekat Chicago (Amerika Serikat), yang dilakukan oleh para ilmuan dari Universitas Harvard di pabrik yang besar dan Western Electric Company bertujuan untuk mengetahui dampak dari cahaya penerangan terhadap produktivitas. Dari hasil-hasil penelitian ditemukan bahwa produktivitas bukan hanya merupakan gejala keteknikan saja, tapi juga merupakan gejala sosial.
KONDISI KERJA
Kondisi lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja tugas dalam banyak hal. Lingkungan dapat memiliki pengaruh positif atau pengaruh negatif terhadap motivasi karyawan yang mengarah pada peningkatan atau penurunan kinerja. Demikian pula, lingkungan dapat memfasilitasi kinerja dengan memudahkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan atau dapat berisi hambatan yang mengganggu kinerja. Sebuah studi menunjukkan bahwa mendengarkan musik dengan menggunakan headset dapat meningkatkan kinerja tugas karyawan, sehingga dapat mengurangi ketegangan saat berkerja. Kondisi kerja meliputi :
1. Kondisi Fisik Kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup banyak hal dari fasilitas parkir di luar gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja. Di samping masalah parkir, lokasi, ruang kantor, masalah rancangan ruang kerja di teliti juga secara luas tentang faktor-faktor yang spesifik, antara lain :
- Iluminasi (Penerangan)
Faktor yang perlu diperhatikan dalam iluminasi adalah kadar (intensity) cahaya, distribusi cahaya dan sinar yang menyilaukan. Untuk pekerjaan tertentu diperlukan kadar cahaya tertentu sebagai penerangan, Pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kejelian mata.
- Warna
Erat kaitannya dengan iluminasi adalah penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja. Banyak orang memberikan makna yang tinggi kepada penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat untuk ruangan-ruangan, di kantor dan di pabrik.
- Bising (Noise)
Burrows dalam McCormisk (1970) berpendapat bahwa bunyi atau suara yang tidak diinginkan adalah bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan.
- Musik dalam berkerja
Sebagaimana dengan warna, banyak yang berpendapat bahwa musik yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya.
2. Kondisi Lama Waktu Kerja
a. Jam Kerja
Jumlah jam kerja dalam seminggu di Indonesia biasanya 40 jam. Ada organisasi atau perusahaan membagi 40 jam kerja dalam enam hari kerja, ada juga yang membaginya ke dalam lima hari kerja (berkerja setiap 8 jam, setiap hari kerja)
b. Kerja Paro Waktu Tetap
Tampak adanya kecenderungan dari tenaga kerja, yang makin lama makin meningkat untuk berkerja sebagai kerja paro waktu tetap.
Salah satu contoh nyata dari penemuan ergonomi adalah pada produk handphone atau smartphone. Beberapa tahun lalu, sebagian dari kita akrab dengan handphone dengan keypad tuts dimana dalam satu tombol memiliki beberapa opsi karakter. Selang beberapa waktu, muncul ponsel dengan keypad qwerty yang memudahkan kita dalam mengetik. Keypad dengan model qwerty ini sedikit banyak membuat produktivitas kita meningkat dalam beberapa hal terutama dalam mengetik SMS.
Sumber :
-Catatan Kuliah
-Spector, Paul. E. (2012). Industrial and Oganizational Psychology : Research and Practice ( 6th ed). Department of Psychology University of South Florida : Paul E. Spector
-Schmitt, Neal. W. & Highhouse, Scott. (2013).
Handbook of Psychology : Industrial and
Organizational Psychology ( 2nd ed). Canada : John Wiley &
Sons, Inc., Hoboken, New Jersey
-https://tegarseptyan.wordpress.com/2013/03/11/ergonomi-dan-kemudahan-hidup/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar